Lika-liku Kehidupan - 2
Memang untuk berubah menjadi lebih baik itu sulit karena untuk berubah itu pasti selalu ada pengorbanan. Apakah suatu hal yang harus kita tinggalkan ataupun beban yang akan kita jalani selanjutnya. Tapi ingatlah, tidak berubah lebih buruk, waktu terus terbuang,banyak hal-hal penting yang kita lewati baik itu peluang untuk sekolah, bekerja ataupun untuk berangkat menuju suatu tempat.
Memang untuk berubah menjadi lebih baik itu sulit. Berubah menjadi pribadi yang lebih baik itu membuat hidup menjadi lebih bermanfaa. Karena kita memiliki tujuan hidup yang jelas, kita mau melakukan hal baik dan kita merasa bahwa hidup memang untuk dinikmati dan harus disyukuri. Kemudian dengan adanya perubahan pola pikir ini bisa membuat hidup kita berubah menjadi lebih baik, kita lebih ringan dalam mencapai impian-impian dan yang terakhir adalah perubahan positif ini akan berdampak pada kehidupan kita serta orang-orang yang ada di sekitar kita.
Aku pernah mendengar bahwa”buku bisa mengubah duniamu”, awalnya aku tidak percaya akan opini itu. Ketika guru kami memberikan sebuah tugas yang menggerakan siswanya untuk membaca sebanyak-banyaknya. Alasan beliau adalah supaya memudahkan untuk presentasi, semakin banyak ilmu yang di dapat semakin bisa menguasai berbagai skill. Benar sekali, aku mulai tertari dari pernyataan beliau. Aku kumpulin buku-buku yang menurut aku penting dan bahkan membelinya sekalipun.
Namun dibalik itu aku sangat bersyukur melihat minat bacaku yang sangat besar terhadap buku. Karena bagiku, membaca buku sudah seperti kebutuhan bernafas. kebutuhan akan udara segar. Tidak lagi sekedar hadiah saat momen-momen penting dan istimewa dalam keluarga saja. Buku sudah menjadi bagian dalam perjalanan hidupku.
Di awal saya memutuskan untuk kuliah,di saat itu juga aku memutuskan untuk hidup jauh dari orang tua, jauh dari keluarga,dan juga jauh dari sanak saudara. Jujur awalnya emang berat bahkan tidak pernah terfikir sebelumnya untuk hidup jauh dari orang tua,semua serba sendiri,masak sendiri,makan sendiri,cuci baju sendiri,pokoknya semua sendiri,kalau tidak usaha gerak sandiri tidak akan bisa makan.karena juga sebelumnya tidak pernah hidup jauh dari orang tua,semua serba disediakan oleh orang tua,jadi belum terbiasa hidup serba sendiri.
Satu bulan,dua bulan,dan bulan-bulan berikutnya udah mulai terbiasa dengan itu semua walaupun belum 100 persen mandiri tapi udah ada usaha buat hidup lebih mandiri. Namun kadang-kadang masih banyak ngeluh dan kadang juga masih sering nangis kalau ibu menelvon,mungkin karna aku anak bungsu jadi masih banyak manja dan cengengnya juga jadi mudah menangis..
Kehidupan saya di kuliah mulai dari OSI ,hingga KBM ,banyak mengajarkan aku arti persahabatan,kekompakan,hingga mengajarkan aku arti bertanggung jawab. Ternyata yang selama ini aku bayangkan tentang kuliah rumit dan penuh dengan menumpuknya tugas terpatahkan dengan kegiatan kuliah yang aku ikuti, menyenangkan, banyak kawan,hingga banyak abng dan kakak-kakak yang bisa aku jadikan motivasi saya untuk lebih semangat lagi dalam menjalankan kuliah yang aku kerjakan sekarang ini,bahkan banyak abang dan kakak-kakak yang terus memberikan sedikit ilmu yang ia ketahui untuk di bagikan kepadaku, dari masalah susahnya jauh dari orang tua,keluarga,hingga masalah kemanjaan aku yang tidak terbiasa hidup bersama orang asing.
Semua itu membuatku lebih ingin banyak belajar lagi hidup mandiri. Sejauh ini kuliah yang ku jalankan, aku lebih menyukai semester awal, karena lebih mudah dan aku lebih bisa memahami setiap mata kuliah yang di sampaikan dosen kepada mahasiswa yang walaupun kadang terlalu banyak mahasiswa hingga kurang efektifnya dalam belajar, lokal yang ribut,mahasiswa yang banyak,hingga tidak tersampai dengan baiknya pelajaran mata kuliah yang dosen berikan. Namun aku coba lebih memahaminya dengan aku coba browsing lagi di internet hingga mencari buku-buku di perpustakaan Alhikmah hingga perpustakaan lainnya yang bisa membantu saya untuk lebih mendalami mata kuliah.
Namun saat semester dua mulai terasa lebih berat lagi mata kuliahnya,banyaknya presentasi hingga kegiatan yang di adakan oleh jurusanku, tapi aku coba mengikuti apa yang dosen tunjukan untuk kebaikan setiap mahasiswa juga,agar lebih berani menampakkan keberanian setiap individunya,banyak mahasiswa yang kurang berani dalam berpendapat, lemahnya nyali mahasiswa dalam memberikan pemikiran yang ia miliki padahal setiap individu memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam setiap masalah yang ada dalam mata kuliah,kadang juga mereka takut di ejek terhadap teman-teman yang lain karena pendapatnya yang kurang pas atau tidak sesuai.
Padahal yang mentertawakan itu belum tentu berani dan belum tentu bisa mengeluarkan pendapatnya mereka hanya bisa mentertawakan saja,ada juga sebagian dosen yang tidak mempermasalahkan masalah benar atau salahnya pendapat yang mahasiswa berikan, masalah benar atau salah nomer sekian bagi sebagian dosen asal berani berpendapat sudah jauh lebih bagus ketimbang hanya datang duduk dan diam. Dalam masa kuliah yang aku jalani hingga semester dua ini, tidaklah selamanya berjalan dengan apa yang kuharapkan. Banyak kendala yang saya hadapi,dari masalah orang tua ku yang sudah berumur,saya tidak mau jauh dari mereka saya ingin merawat ibu di masa tuanya, aku ingin merasakan lebih banyak lagi kebersamaan bersama ibu dan aku juga berfikir ingin lebih mengutamakan kebahagiaan ibu.
(bagian 2)