Narasi

Lika-liku Kehidupan - 3

Namun ibu selalu memberikan nasehat nya kepadaku bahwa beliau tidak apa-apa,”gapailah nak cita cita yang ingin kau gapai, jangan lah hanya karena ibu mu sudah tua semua harapan dan cita cita mu terputus di tengah jalan” ibu ingin melihat mu menjadi sosok yang bisa ibu banggakan kepada orang lain, selama ini mereka hanya menganggap mu sosok anak yang manja, sosok anak yang hanya terima bersih tanpa tau usaha yang ibumu lakukan dalam membiayai hidup mu selama ini,buktikan nak pada mereka bahwa kamu bisa berubah,bahwa kamu bisa sukses, bahwa kamu bisa ibu banggakan di hadapan mereka, rubah nak pandangan mereka terhadapmu jadikan ejekan mereka motivasimu untuk lebih sukses dalam mencapai setiap harapan hidup yang kamu inginkan dan ibu harapkan.

Lika-liku Kehidupan - 2

Memang untuk berubah menjadi lebih baik itu sulit karena untuk berubah itu pasti selalu ada pengorbanan. Apakah suatu hal yang harus kita tinggalkan ataupun beban yang akan kita jalani selanjutnya. Tapi ingatlah, tidak berubah lebih buruk, waktu terus terbuang,banyak hal-hal penting yang kita lewati baik itu peluang untuk sekolah, bekerja ataupun untuk berangkat menuju suatu tempat. Memang untuk berubah menjadi lebih baik itu sulit. Berubah menjadi pribadi yang lebih baik itu membuat hidup menjadi lebih bermanfaa.

Lika-liku Kehidupan - 1

Sebut saja aku “Nur”, aku asli orang bermarga batak Hasibuan yang lahir di Medan, Sumatera Utara. Aku sangat menyayangi ibu karena pada saat umurku 5 tahun ayahku sudah tiada dan ibu yang harus cari nafkah buat kami. Dari situ aku mengenal sosok perjuangan ibu yang sangat menginspirasi mampu menghidupi 6 orang anak yang berbeda-beda karakter. Sabar dan tawakkal, itulah sikap ibu menghadapi perilaku anaknya. Tentu dalam logika, sangat sulit berperan sebagai ibu yang menjadi satu-satunya pemimpin rumah tangga tanpa peran seorang ayah.

Kembali

Semua orang pasti punya masa lalu yang kelam ya, kan? Sama juga seperti diriku. Dulu, aku memilih jalan yang salah. Diriku yang dulu penuh dengan kemaksiatan. Dan arah hidupku pun sangat tersesat. Sering sekali aku mengerjakan yang sudah jelas dilarang oleh Allah, dan tidak menjalankan kewajiban yang telah Allah tetapkan. Aku yang sudah terjun dipergaulan bebas, sudah lupa atas izzah dan iffah-ku sebagai perempuan. Semua bermula saat aku memasuki SMK, sekolah umum yang sama sekali tidak ada basic agamanya.